Halo masih ditemeni oleh Satria , Apa kabarnya? Semoga Sehat Selalu. Pandemi Covid -19 dan permasalahan yang lain terus menghantam diri kita.
Banyak Faktor yang mengalami penurunan baik dari segi ekonomi maupun ketersediaanya barang. Zaman semakin susah di tambah lagi ada musibah, seperti sudah jatuh tertimpa tangga begitulah peribahasa mengatakan.
Salah satu faktor yang sangat krusial yaitu ekonomi, karena ekonomi menjadi jantungnya roda kehidupan.
Kita butuh memenuhi kebutuhan primer, sekunder bahkan tersier tidak terlepas dari hasil jerih paya kita dalam bekerja.
Pekerjaan semakin sulit lesuhnya penjualan berimbas pada pemasukan uang para pedagang, hasil pertanian dibeli murah karena sektor food & beverage mengalami penurunan drastis, kelas menengah kebawah semakin terjepit karena pasar yang sepi.
Para pengayuh becak misalnya susahnya cari penumpang akibat pasar tradisional yang biasanya ramai menjadi sunyi.
Akankah kondisi seperti ini semakin menjadi-jadi hingga bisa mengalami berbagai hal terburuk? semoga saja pemerintah menberikan solusi yang tepat sasaran untuk memecahkan permasalahan ini kita sebagai masyarakat ikut serta mendukung program penanggulangan oleh pemerintah.
Kalau kita marenungi masih banyak sekali orang-orang yang kehidupanya kategori susah dari kita. di tambah lagi kondisi real seperti yang saya jelaskan di atas.
Sungguh luar biasa sedihnya atas cobaan hidup yang menerpa saudara-saudara kita. Terkadang orang yang berkecukupan belum terketuk hatinya untuk berbagi alih-alih berbagi justru terkadang menjadi ajang bisnis di kala yang lain kesusahan. "sungguh terlalu..!" kata bung Hj. Rhoma Irama.
Menjadi manusia yang bersosial tentu kita tak lepas dari sikap saling membutuhkan. Tanpa melalui perantara takan terjadi jual beli, tak kan terjadi saling menutupi kekurangan, saling membantu, bahkan semangat gotong royong tercermin dari manfaat bersosial dengan baik di masyarakat. Kita masih haus akan attitude bahkan moral.
Banyak sekali kita lihat bahkan mendengarkan menggunakan kekuasaanya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri tidak peduli baik buruk yang penting pundi-pundi uang keluarga.
Alhasil uang yang dia makan akan mendarah daging menjadi penyakit yang menakutkan. kenapa tidak? karena alam akan merespon mana yang baik mana yang buruk.
Empati merupakan rasa kepedulian kita terhadap sesama. misal apabila tetangga kita lagi kesusahan sebisa munkin membantu agar suasana menjadi lebih baik lagi, Namun empati sama-sama mengalami penderitaan yang serupa.
Berdasarkan kutipan dari wikipedia empati merupakan sikap emosi untuk saling menolong, merasa mempunyai nasib yang sama,mengetahu apa yang orang lain rasakan dan pikirkan.
Definisi ini saja kita sudah tahu bahwa sungguh mulia seseorang yang mempunyai sikap empati. mengapa kita penting menerapkan sikap empati salah satunya bermanfaat :
Senasib sepenanggungan bisa kita rasakan seperti sekarang ini saat ada wabah covid-19. Apa yang kita alami kebanyakan di alami yang lain, sikap kita yang tidak egois menjadi nilai baik karena bisa menolong orang lain yang darurat.
Persaudaraan tidak hanya sesama antar keluarga namun dalam lingkungan masyarakat kita kenal istilah ini, ketika kita saling bantu, bahu membahu, saling jaga, saling mengingatkan.
Kerukunan antar warga kuncinya agar terjalin erat hubungan yang harmonis dalam satu tujuan.
Program Pemerintah Akan Berjalan dengan Baik
Adanya sikap yang penuh empati membuat kita semakin dispilin menerapkan apa yang di anjurkan. Karena kita merasa agar permasalahan dan ujian bersama ini cepat beakhir serta teratasi secepat munkin.
Kebanyakan dari kita sadar akan hal ini, namun lebih memilih terserah atau masa bodoh. Padahal menyangkut nyawa. munkin kesaran ini apabila sudah melekat maka semua berjalan dengan baik.
Semangat Bangkit Bersama
Seperti sebuah lidi sapu apabila satu batang lidi takan mampu membersihkan ranting di halaman rumah. sebaliknya apabila banyak dan menyatu maka jadilah sapu lidi yang koko membersihkan berbagai ranting.
Semangat akan tumbuh ketika kebersamaan saling empati satu sama lain setiap permasalahanpun berangsur-angsur akan tertangani adanya sikap ini.
Semoga bukan hanya ketika saat dilanda musibah namun menjadi budaya keseharian masyarakat.
Tidak Mudah Terprovokasi
Penyebab mengapa isu hoax mudah sekali menjalar karena setiap individu terbawa emosi baik membela diri sendiri maupun golongan tanpa melihat baik dan benarnya.
Rekayasa atau fiktif semata terkadang tanpa ada lagi filter membuat kita ikut-ikutan menyudutkan bahkan memfitnah.
Di era informasi yang semakin cepat di tuntut juga untuk menambah wawasan yang tepat namun sesuai sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
Rasa empati mampu membuat kita berpikir jernih karena merasakan kesusahan maka harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak memperkeruh suasana.
Itulah beberapa hal yang bisa kita manfaatkan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Meskipun ujian ini masih kita alami. semoga kita bisa bangkit dan seperti sedia kala. Jangan lupa baca juga Kiat Sukses Raja Bisnis Korea Selatan